Selasa, 23 November 2010

(Pengertian (Arti) dan Penyebab Terjadinya Hujan asam)

Hujan asam adalah suatu masalah lingkungan yang serius yang benar-benar difikirkan oleh manusia. Ini merupakan masalah umum yang secara berangsur-angsur mempengaruhi kehidupan manusia. Istilah Hujan asam pertama kali diperkenalkan oleh Angus Smith ketika ia menulis tentang polusi industri di Inggris (Anonim, 2001). Tetapi istilah hujan asam tidaklah tepat, yang benar adalah deposisi asam. Hujan asam juga bisa diartikan sebagai segala macam hujan dengan pH di bawah 5,6. Hujan secara alami bersifat asam (pH sedikit di bawah 6) karena karbondioksida (CO2) di udara yang larut dengan air hujan memiliki bentuk sebagai asam lemah. Jenis asam dalam hujan ini sangat bermanfaat karena membantu melarutkan mineral dalam tanah yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan binatang.


 

Penyebab Terjadinya Hujan Asam
Pada dasarnya Hujan asam disebabkan oleh 2 polutan udara, Sulfur Dioxide (SO2) dan nitrogen oxides (NOx) yang keduanya dihasilkan melalui pembakaran. Akan tetapi sekitar 50% SO2 yang ada di atmosfer diseluruh dunia terjadi secara alami, misalnya dari letusan gunung berapi maupun kebakaran hutan secara alami. Sedangkan 50% lainnya berasal dari kegiatan manusia, misalnya akibat pembakaran BBF, peleburan logam dan pembangkit listrik. Minyak bumi mengadung belerang antara 0,1% sampai 3% dan batubara 0,4% sampai 5%. Waktu BBF di bakar, belerang tersebut beroksidasi menjadi belerang dioksida (SO2) dan lepas di udara. Oksida belerang itu selanjutnya berubah menjadi asam sulfat (Soemarwoto O, 1992).

Jumat, 22 Oktober 2010

Peledakan Bukan Teroris

Di kawasan yang berdekatan dengan pertambangan, andesit, batu bara, ataubahkan emas misalnya, mungkin sering merasakan getaran atau mendengar suara dentuman di waktu siang atau sore hari. Getaran atau dentuman itu berasal dari suatu ledakan yang telah dirancang untuk menghancurkan suatu batuan atau lapisan penutup suatu endapan bahan galian.
Dalam industri pertambangan, peledakan telah dikenal luas dan sangat diperlukan guna memberikan kemudahan bagi alat-alat berat untuk menggali lapisan batuan. Memang ada juga pertambangan yang tidak memerlukan peledakan untuk mengekploitasi sumber-sumber alamnya. Misalnya tambang timah di pulau Bangka, tambang pasir di daerah Cianjur Sukabumi, atau tambang nikel di Sulawesi. Namum pada umumnya, tambang-tambang di Indonesia membutuhkan proses peledakan untuk menunjang produktivitasnya.
Anda mungkin akan bertanya, apa gunanya proses peledakan di tambangtambang dan apakah tidak berbahaya bagi manusia, atau lingkungan? Peledakan merupakan salah satu proses dari sekian banyak proses penambangan yang ada. Tahap-tahap dalam kegiatan pertambangan secara garis besar dimulai dengan kegiatan ekplorasi, yakni kegiatan mencari hingga menganalisis suatu sumber daya alam yang terdapat di dalam lapisan bumi. Kemudian setelah diketahui keberadaan suatu sumber daya mineral dan dinyatakan ekonomis mulailah kegiatan ekploitasi dimulai. Di dalam kegiatan ekploitasi inilah kegiatan peledakan dibutuhkan untuk menghancurkan atau membongkar lapisan batuan inti. Bila lapisan batuan inti tidak dihancurkan terlebih dahulu maka alat-alat gali tidak mampu menggali secara maksimal.
Peledakan adalah kegiatan yang berbahaya karena menggunakan bahan-bahan peledak dengan kekuatan cukup besar. Oleh karena itu tidak semua orang bias melakukannya. Setiap orang yang bekerja di dalam suatu kegiatan peledakan harus mendapat ijin dari Departemen Pertambangan dan Energi dan minimal telah mempunyai sertifikat juru ledak kelas II.
Di pasaran mungkin kita mengenal bahan peledak yang terbagi menjadi bahan peledak militer dan bahan peledak industri. Atau menurut Anon (1977) bahan peledak terbagi atas high explosive (berdaya ledak uat/besar), low explosive (berdaya ledak lemah/rendah), dan blasting agent. TNT dan Dinamit adalah contoh bahan peledak kuat, sedangkan ANFO digolongkan sebagai blasting agent. Hampir semua industri pertambangan menggunakan bahan peledak ANFO atau emulsion dan menggunakan booster sebagai bahan peledak kuat untuk memicu ANFO atau emulsion meledak.
Untuk meniadakan resiko bahaya yang besar, kegiatan peledakan diawali dengan proses perencanaan, kemudian persiapan, pelaksanaan , dan evaluasi.
Pada proses perencanaan, aspek-aspek teknis tidak saja diperhitungkan tetapi juga dinilai apakah hasil peledakan akan berbahaya bagi manusia atau lingkungan. Untuk tambang-tambang skala kecil rata-rata pemakaian bahan peledak juga kecil, tetapi untuk tambang dengan skala besar bahan peledak yang dibutuhkan rata-rata dapat mencapai 50-100 ton per hari. Bisa dibayangkan kekuatan daya ledak bahan peledak dengan jumlah sebesar itu walaupun hanya berupa bahan peledak lemah. Juga gelombang energi yang dihasilkan kemungkinan dapat dirasakan oleh manusia dalam radius lebih dari satu kilometer. Mungkin bahan peledak yang menghebohkan ibu kota dalam tahun-tahun terakhir ini hanya satu per seratus ribu kilo dari kebutuhan bahan peledak tambang-tambang skala besar. Bayangkan!
Peledakan yang benar tentu saja berusaha meniadakan resiko terhadap manusia dan lingkungan. Terhadap manusia misalnya, bagaimana agar peledakan tidak menghasilkan batu-batu terbang (fly rock) dan tak terkendali sehingga dapat mengenai manusia, alat, maupun prasarana lain. Batu-batu terbang ini terjadi karena desain atau pelaksanaannya tidak memenuhi beberapa criteria. Misalnya bahan peledak yang digunakan berlebihan, atau bahan peledak tidak terkungkung dengan cukup rapat.
Terhadap lingkungan, peledakan tidak menghasilkan getaran yang dapat merubuhkan rumah atau bangunan lain. Getaran yang berlebihan dari hasil peledakan dapat saja terjadi bila bahan peledak meledak bersama-sama dengan jumlah besar sehingga menimbulkan getaran gelombang dengan skala yang besar pula. Untuk menghindari hal ini, juru ledak (shotfire) akan menghindari peledakan dengan jumlah besar dan dalam waktu yang sama. Artinya ia akan meledakan satu demi satu atau menggunakan pengatur waktu. Akibatnya rumah-rumah atau bangunan yang berdekatan dengan daerah peledakan akan relatif aman dari pengaruh getaran hasil peledakan.
Peledakan yang buruk juga akan mencemari udara karena adanya gas beracun yang dihasilkan. Gas beracun ini dapat saja berupa CO atau NOx sehingga berbahaya bagi mahluk hidup. Gas-gas beracun ini dapat dihilangkan dengan melakukan pencampuran bahan-bahan peledak secara benar.
Kegiatan peledakan di lingkungan pertambangan di mulai dengan kegiatan pemboran lubang dengan diameter antara 3 - 12 inch dan kedalaman 5 - 25 meter. Lubanglubang ini dinamakan lubang ledak. Diameter dan kedalamannya umumnya bervariasi tergantung kebutuhan masing-masing tambang. Bahan peledak yang dipakai juga bervariasi tergantung dari kedalaman dan diameter lubang ledak. Untuk tambang-tambang skala besar misalnya, diameter yang digunakan biasanya 9 - 12 inch dengan kedalaman lebih dari 15 meter. Sehingga bahan peledak yang diperlukan berkisar antara 300 - 750 kg tiap lubang.
Tiap-tiap lubang ledak berisi detonator, booster, dan bahan peledak. Denotanor berfungsi untuk meledakkan booster yang akan memicu bahan peledak seperti ANFO meledak. Tanpa detonator dan booster, bahan peledak tidak akan meledak. Mengapa demikian?
Sistem peledakan mirip dengan sistem penyalaan api. Untuk menyalakan api, kita mulai dengan sebuah korek api yang dihadapkan pada sebuah kertas yang mudah terbakar. Kertas yang terbakar akan menyediakan cukup panas untuk membakar kayu bakar dan pada gilirannya menyediakan energi yang lebih untuk memulai proses pembakaran kayu. Seperti kayu, bahan peledak juga memerlukan sejumlah besar energi untuk memulai peledakan. Dan untuk keselamatan, energi harus ditingkatkan secara progresif. Titik awal untuk peledakan dimulai dari detonator. Suatu detonator dengan sendirinya dapat menyediakan energi yang cukup untuk memicu suatu peledakan, oleh karena itu diperlukan suatu langkah penghubung - suatu bahan peledak yang dapat diawali oleh detonator dan mempunyai cukup energi untuk memulai peledakan yaitu sebuah booster. Booter inilah yang meledakan bahan peledak atau kertas yang membakar kayu. Lubang ledak, detonator, booster, dan bahan peledak tidak cukup untuk membongkar batuan inti. Kesemuanya itu memerlukan sebuah ruang yang terkungkung dengan cukup rapat agar energi dapat tersalurkan untuk memecah batuan.

(Sumber Majalah Pertambangan)

Rabu, 06 Oktober 2010

STRUKTUR PRIMER (Primary Stucture)


Struktur primer merupakan struktur yang terbentuk bersamaan dengan terbentuknya batuan. Struktur ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi mekanisme pengendapan dan untuk menentukan arah muda (younging direction) pada batuan.
Struktur primer sangat dipengaruhi oleh mekanisme pengendapan material-material dan cekungan tempat diendapkan material-material tersebut. Oleh karena itu, struktur primer dapat di bagi berbagai macam, tergantung bentuk, pola pengendapan dan material-material pembentuknya, di bawah ini akan dijelaskan macam-macam struktur primer.
Macam-Macam Struktur Primer (primary structure)
disertai dengan Gambar dan Diskripsinya.

Struktur Primer
Gambar
Diskripsi
1.    Cross Bedding


















Merupakan struktur primer yang berupa gabungan beberapa perlapisan miring yang simpang siur, hal ini disebabkan karena  adanya perubahan arus. Ketebalan lapisan >5 cm.
2.    Normal Graded Bedding



Merupakan struktur yang dicirikan dengan adanya perubahan butiran penyusun lapisan, susunan butiran yaitu pada lapisan bawah berupa butiran kasar dan lapisan atas  lebih halus.

3.    Load cast

Merupakan struktur yang terbentuk akibat adanya pembebanan oleh material sedimen di atasnya, sehingga membentuk suatu struktur.


4.    Flame Struktur

Struktur yang membentuk load cast, akan tetapi material-material adalah hasil kontak antara pasir dengan lempung. Kenampakan struktur ini terlihat dari bergabungan pasir dengan lempung akibat adanya penekanan.


5.    Flute cast

Struktur yang berupa celah-celah atau butiran-butiran pembentuk struktur ini terputus-putus. Struktur ini terbentuk akbat adanya pengaruh dari aliran turbulen pada batuan dasar, sehingga terjadi proses penggerusan. Media transportasi yang membawah material berupa pasir mengisinya.

6.    Pillow Structure

Meruapakan struktur yang berupa kenampakan seperti bantal-bantal, material pembentuk struktur ini berupa pasir. Material-material tadi tertimbun, kemudian mengalami penekanan kebawah.
7.    vesicle

Merupakan struktur yang menunjukkan adanya lubang-lubang, bekas keluarnya gas, akibat adanya tekanan dari sedimen di atasnya.

8.    Ripple Mark


Struktur yang terbentuk akibat adanya pengaruh oleh media air (arus /gelombang) dan angin.



9.    Mud Crack

Merupakan struktur batuan sedimen yang diakibatkan karena adanya perubahan suhu dari rendah ke lebih tinggi sehingga mengakibatkan pengkerutan. Struktur ini di tunjukkan adanya retakan-retakan.

10.    Laminasi

Suatu perlapisan dan struktur batuan sedimen yang terbentuk karena pola pengendapannya konstan atau dengan energy yang sangat kecil. Struktur  perlapisan ini mempunyai ketebalan kurang dari 1 cm.


Selasa, 05 Oktober 2010

MIKROSKOPIS BIJIh

Correction of Result
mineral-mineral  yang diteliti pada mikroskop harus dikoreksi untuk perputaran selama jalan lintasan yang menaik menyangkut sinar pantul itu sampai mencerminkan plat. harus ditentukan secara terpisah untuk masing-masing mikroskop untuk masing-masing panjang gelombang cahaya yang digunakan.
Suatu mikroskop polarisasi biasa di atas panggung (menyangkut) mikroskop cermin dan menerangi sistem dari di bawah. pada setiap 5° perputaran penganalisis membaca kemudian mengarahkan dengan arah yang sama, Mengulangi langkah-langkah dengan polarisator pada 10°, 15, 20°, dan 25° dari posisi asli nya.
Nilai-nilai beta yang yang terukur atau alfa harus dikoreksi untuk suatu beda fase  ditambahkan selama jalan lintasan sinar melalui idecting plat. Penggunaan hasil yang belum dikoreksi digunakan untuk membandingkan hasil pengukuran, karena tidak hasil yang sama pada setiap hasil koreksi mikroskop.
Sifat optis mineral bijih          
Karena pantulan dari plat, pada peningkatan  nilai Ar dan 2v, persebaran nilai dari berbagai macam mineral  memiliki cakupan  yang lebih luas dan oleh Karena itu memudahkan pembedaan dari  mineral tersebut berdasarkan banyaknya perputaran yang disebabkan oleh mineral itu.
Metode Hallimond dengan reflector prisma
Mikroskop tertentu memiliki peralatan optic yang membolehkan penggunaan reflector prisma  pada pengukuran Ar. Butir untuk diukur dibawa ke pusat dari  bidang. Suatu teropong bintang sekarang telah  diganti dengan normal ocular. Nakamura plat dimasukkan dalam slot tabung dengan batas antara kedua belah plat yang diorientasikan persisnya  kearah utara-selatan. kedua prosedur sekarang boleh diikuti. Untuk yang pertama, bagian teropong bintang dipusatkan pada batas atas  Dari Nakamura plat, dan pada stage rak bawah sampai butir  diselidiki dilihat di fokuskan dengan gambaran dari lapisan batas plat. Pengukuran kini dilakukan dengan cara yang umum. Suatu objek 16 mm memberikan contras yang terbaik. Namun objek tersebut mungkin  digunakan untuk butir yang kecil. Pada prosedur ke dua, bagian teropong bintang dipusatkan pada figur polarisasi dan batas plat Nakamura. hanya separuh figur polarisasi dapat dilihat. pengaturan Yang benar Penggunaan dari  reflektor prisma di (dalam) pengukuran Ar mempunyai keuntungan yang. nilai teramati Ar tidaklah memerlukan koreksi; yaitu., pada suatu titik yang dengan seketika bersebelahan pada tepi dari  reflektor prisma, yang mana  membentuk batas lurus/langsung  yang menerangi bidang itu. Dengan Leitz Dialux-Pol mikroskop, ocular normal dapat digunakan, sebagai ganti teropong bintang, bersama dengan Bertrand lensa yang bagian atas.
Metoda ketiga  Penggunaan dari  reflektor prisma di (dalam) pengukuran Ar mempunyai keuntungan yang. nilai teramati Ar tidaklah memerlukan koreksi. Batas Nakamura plat dilihat pada fokus yang jelas (di) atas gambaran orthoscopic dari  butir.
 Penggunaan dari  reflektor prisma di (dalam) pengukuran Ar mempunyai keuntungan yang. nilai teramati Ar tidaklah memerlukan koreksi. Suatu kesulitan praktis muncul, dari fakta ( lihat Bab 2, penyesuaian mikroskop).bahwa reflektor prisma dari suatu mikroskop adalah tidak cocok  pada kelurusan paralel dengan reflektor plat, dan sedangkan orientasi tepat dari  polarisator berkenaan dengan plat reflektor mudah terpenuhi, tidak begitu tepat prosedur untuk mengorientasikan polarisator berkenaan dengan prisma pantul tersedia. Ketelitian pengukuran Ar, dan Beta bervariasi dengan mineral di bawah pengamatan. Karena kebanyakan mineral, sudut putar kurang dari 8dan beda fase kecil. dan untuk kesalahan ini dalam pengukuran Ar, apakah biasanya ± 0.1° sampai  ± 0.3°. penerangan kuat adalah pengukuran akurat yang perlu dilakukan. Ketika beda fase naik, dan perputaran penjuru/sudut menjadi yang lebih tinggi dibanding 8°, ketelitian pengukuran dalam beberapa hal jatuh pada ± 0.4° untuk ± 0.5°. Beda fase dan perputaran sudut covellite untuk lampu merah menjadi sangat besar yang hanya pengukuran secara garis besar dapat dibuat. Untungnya, ketelitian pengukuran adalah terbaik dalam cakupan di mana jika ketepatan diperlukan untuk identifikasi mineral. Di samping statemen untuk penyimpangannya itu kadang-kadang sudah dibuat, ketelitian pengukuran βG kurang dari itu adalah Ar  relative terhadap cakupan beda fase temu sampai sekarang pada  pekerjaan kwantitatif, dan pada  kasus yang fatal adalah kesalahan di (dalam) menentukan rugi mika mungkin lebih dari 1.0°. Nilai-Nilai 2v selalu berhubungan dengan keakuratan, faktanya adalah lebih bermanfaat menurut mutu dibanding menurut banyaknya.
Pengukuran Perputaran Sudut Standard
Kebanyakan  mineral opac adalah memiliki nilai-nilai Ar  dan 2v adalah nilai maksimum. Untuk mineral yang berporos tunggal ( hexagonal dan tetragona1), nilai maksimum untuk semua panjang gelombang akan diberi oleh bagian parallel manapun kepada itu c-axis. Untuk  yang orthorhombic, monoklin, dan mineral triklin, hubungannya adalah sedikit lebih sederhana. Untuk  yang orthorhombic, monoklin, dan mineral triklin, hubungannya adalah sedikit lebih sederhana. Karena mineral ini, 589 mM diambil panjang gelombang standard, dan bagian dari suatu mineral yang memberi nilai maksimum Ar untuk 589 mM diambil ketika profil normal. Nilai yang diagnostik 2v adalah juga ditentukan dari bagian ini. Nilai-nilai Ar yang didiagnostik dan 2v untuk panjang gelombang yang lain diambil ketika nilai-nilai itu  diberi oleh profil normal. Nilai-Nilai [yang] menurut banyaknya ini  menyatakan pemisahan  ( DAr) tentang perputaran sudut dan yang dispersic ( DE) tentang ellipticas.
Dalam praktek, orientasi butir mineral opaq adalah tidak biasanya dikenal, sebab itu Ar, harus dihitung sedikitnya 8 atau 9 dari butirannya yang menunjukan anisotropism paling kuat( separasi paling luas dari isogyres), pada 589 m, agar peninjau dapat memastikan bahwa nilai karakteristik dari butiran yang diberikan terdapat kesalahan.
Beberapa pola pemisahan yang berbeda ditunjukkan oleh berbagai mineral.itu untuk ilvaite, nilai dari Ar  semakin meningkat seiring dengan meningkatnya panjang gelombang ( gambar 5.22), sedangkan untuk berthierite Ar, berkurang seiring dengan berkurangnya panjang gelombang.
Variasi pola dalam mengidentifikasi mineral, beberapa mineral, pengukuran dari suatu panjang gelombang yang  diperlukan untuk menentukan pola pada suatu mineral. Pada saat warna menyusuri dari  figur pyrolusite warna menunjukkan bahwa itu pembubaran atau yang biasa disebut dengan polarisation figure. Sudut perputaran bermanfaat terutama manakala digunakan di dalam eonlunct ion dengan efektiviti pengukuran. Perputaran yang diproduksi oleh suatu mineral anisotrop adalah suatu fungsi k perbedaan antara indeks jamak pembiasan dari  mineral dan idex pembiasan dari  medium ( udara atau minyak), Secara umum, yang lebih tinggi index dari  mimersion medium, yang lebih besar sudut perputaran. Ini mempunyai nilai di dalam litification.

Penentuan Kwalitatif Beda Fase ∆X,Y
            Tanda beda fase ∆x,y, mungkin  ditentukan dengan dua jalan, dilihat pada mineral itu sendiri. Jika ∆x,y dapat dinilai, dan. mineral menunjukkan sedikit atau tidak ada dispersi, plat gips mungkin dapat digunakan. temukan letak pemunahan dari  mineral, kemudian belokkan  langkah ke  satu  dari dua 45° posisi di mana suatu arah yang berlawanan dengan perputaran jarum jam dari pengamat, kemudian belokkan  langkah ke  satu  dari dua 45° posisi di mana suatu arah yang berlawanan dengan perputaran jarum jam dari pengamat  diperlukan untuk merestor kembali peristiwa kepunahan. Kembalikan pengamat kepada posisi yang menyilang. Sekarang memasukkan gips dalam slot aksesori. Jika warna dari  butir kini biru, ∆x,y  adalah positif,  jika butir kini kuning, ∆x,y  adalah negatif. Itu diasumsikan  direksi sinar yang cepat dari plat adalah paralel ke panjangnya nya. Sebagai suatu ilustrasi, pemeriksaan suatu butir molibdenit yang menunjukkan belahan yang baik. Perputaran itu dilakukan sampai belahan menunjukan kepalarelan pada bidang polarisasinya. Sekarang perputaran berlawanan dengan arah jarum jam 45°. Pada suatu perlawanan tersebut pengamat akan menemukan cocok untuk restore extinction. Kembalikan pengamat kea rah menyilang dan masukkan gypsum ke plat. Butir akan menjadi biru, menandakan tanda positif. Jika, dengan prosedur yang sama, butir menguning, itu berarti tanda negative.
            Metode yang kedua  adalah dapat digunakan untuk nyaris suatu sangat sedikit mineral. Jika kandungan mineral rendah, test mungkin adalah dilaksanakan di dalam cahaya putih. Untuk setiap putran adalah 45° memposisikan  6-mm ke sasaran. Perputaran kedua-duanya pemberi ganti rugi mika dan penganalisis mungkin yang paling hitam dibentuk, dan menentukan nomor jumlah derajat tingkat dengan mana masing-masing. Jika kedua-duanya adalah rotat ke arah yang sama, tetapi pemberi ganti rugi mika diputar oleh suatu pengepos dengan  jumlah derajat tingkat, tanda adalah hal positif, Jika mika menyepuh  berputar jumlah yang lebih besar derajat tingkat, tanda adalah hal negatif. keduanya Prosedur yang yang diuraikan di atas mungkin (adalah) dicek untuk mangganit atau stibnite. Karena mineral ditentukan, tanda dari  beda lintasan adalah tetap untuk semua panjang gelombang, atau mungkin berubah dengan panjang gelombang, sedemikian sehingga tanda adalah hal positif untuk bagian dari spectrum, Karena panjang gelombang ditentukan, semua bagian bersudut empat dan mineral bersudut enam akan menunjukkan tanda yang sama beda fase oitlic. Jika suatu mineral adalah orthor hombic, monoklin, atau triklin, bagaimanapun, tanda mungkin (adalah) positif.
perputaran dari suatu mineral dapat ditentukan hanya jika mempunyai suatu arah perpecahan atau mengenal sumbu hablur yang parallel. Perputaran dialakukan apabila mineral kuat  terhadap perpecahan, dan perpecahan yang terjadi dinaikkan ke atas polarisator. Langkah selanjutnya kini diputar 450 berlawanan arah jarum jam, dan butir menjadi diterangi. Jika searah jarum jam perputaran penganalisis adalah diperlukan untuk mengembalikan pada keadaan semula. Pada monolibdid perputran menjadi positif hal ini menunjukkan perputaran tegak lurus dengan arah pecahan.

Azas ke 6 : Sumber alam yang terdapat di planet bumi adalah terbatas jumlah dan ukurannya


PENDAHULUAN

1.  LATAR BELAKANG
Pengetahuan  manusia terus berkembang sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, untuk itu dibutuhkan penggalian ilmu secara terus menerus, sehingga diperlukan daya cipta, daya khayal, keinginan tahu manusia dan inisiatif.
Ilmu Lingkungan merupakan salah satu ilmu yang mengintegrasikan berbagai ilmu yang mempelajari jasad hidup (termasuk manusia) dengan lingkungannya, antara lain dari aspek sosial, ekonomi, kesehatan, pertanian, sehingga ilmu ini dapat dikatakan sebagai suatu poros, tempat berbagai asas dan konsep berbagai ilmu yang saling terkait satu sama lain untuk mengatasi masalah hubungan antara jasad hidup dengan lingkungannya.
Asas di dalam suatu ilmu pada dasarnya merupakan penyamarataan kesimpulan secara umum, yang kemudian digunakan sebagai landasan untuk menguraikan gejala (fenomena) dan situasi yang lebih spesifik. Asas dapat terjadi melalui suatu penggunaan dan  pengujian metodologi secara terus menerus dan matang, sehingga diakui kebenarannya oleh ilmuwan secara meluas. Tetapi ada pula asas yang hanya diakui oleh segolongan ilmuwan tertentu saja, karena asas ini hanya merupakan penyamarataan secara empiris saja dan hanya benar pada situasi dan kondisi yang lebih terbatas, sehingga terkadang asas ini menjadi bahan pertentangan. Namun demikian sebaliknya apabila suatu asas sudah diuji berkali-kali dan hasilnya terus dapat dipertahankan, maka asas ini dapat berubah statusnya menjadi hukum. Begitu pula apabila asas yang mentah dan masih berupa dugaan ilmiah seorang peneliti, biasa disebut hipotesis Hipotesis ini dapat menjadi asas apabila diuji secara terus menerus sehingga memperoleh kesimpulan adanya kebenaran yang dapat diterapkan secara umum. Untuk mendapatkan asas baru dengan cara pengujian hipotesis ini disebut cara induksi dan kebanyakan dipergunakan dalam bidang-bidang biologi, kimia dan fisika.  Disini  metode pengumpulan data melalui beberapa percobaaan yang relatif terbatas untuk membuat kesimpulan yang menyeluruh. Sebaliknya cara lain yaitu dengan cara deduksi dengan menggunakan kesimpulan umum untuk menerangkan kejadian yang spesifik. Asas baru juga dapat diperoleh dengan cara simulasi komputer dan penggunaan model matematika untuk mendapatkan semacam tiruan keadaan di alam  (mimik). Cara lain juga dapat diperoleh dengan metode perbandingan misalnya dengan membandingkan antara daerah yang satu dengan yang lainnya. Cara-cara untuk mendapatkan asas tersebut dapat dikombinasikan satu dengan yang lainnya.

2.  MAKSUD DAN TUJUAN
Adapun maksud dan tujuannya sebagai landasan yang kokoh dan kuat untuk mendapatkan hasil, teori dan model seperti pada ilmu lingkungan. Sehingga akan ada batasan-batasan terhadap prilaku yang dilakukan terhadap lingkungan itu sendiri.

3.  BATASAN MASALAH
Batasan masalah pada pembahasan ini menjelaskan tentang sumber-sumber alam yang tidak dapat diperbaharui (tidak konstan) meliputi sumber alam yang apabila di ambil secara terus menerus akan habis. Dan dampak yang ditimbulkan apabila apabila di ambil secara terus menerus terhadap ligkunagan.



PEMBAHASAN

Sumber alam yang terdapat di planet bumi adalah terbatas jumlah dan ukurannya.
Sejak zaman purba kala telah tersimpan energi dalam perut bumi selama berjuta-jita tahun melalui proses fotosentesis yang ikut melibatkan tumbuhan-tumbauhan purba itu, berbagai energi hasil fotosentesis tersebut tersimpan dalam perut bumi sebagai materi yang telah mati dan tetap terkosenvir dalam bentuk fosil tampa mengalami pembusukan. Fosil-fosil tersebut ternya kini dikenala dengan sebutan batubara dan minyak bumi. Dan ada juga material-material penyusun batuan yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan-bahan untuk kebutuhan hidup lainnya yang bnisa kita kenal dengan Mineral. Semua itu merupakan sumber alam yang sifatnya terbatas baik jumlah dan juga ukurannya atau Sumber daya yang sifatnya tidak konstan atau bisa di disebut juga sumber daya alam yang tidak dapat di perbaharui :

1.         Batubara
Batu bara atau batubara adalah salah satu bahan bakar fosil. Pengertian umumnya adalah batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan organik, utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui proses pembatubaraan. Unsur-unsur utamanya terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen.

1. 1. Umur batu bara
Pembentukan batu bara memerlukan kondisi-kondisi tertentu dan hanya terjadi pada era-era tertentu sepanjang sejarah geologi. Zaman Karbon, kira-kira 340 juta tahun yang lalu (jtl), adalah masa pembentukan batu bara yang paling produktif dimana hampir seluruh deposit batu bara (black coal) yang ekonomis di belahan bumi bagian utara terbentuk.
Pada Zaman Permian, kira-kira 270 jtl, juga terbentuk endapan-endapan batu bara yang ekonomis di belahan bumi bagian selatan, seperti Australia, dan berlangsung terus hingga ke Zaman Tersier (70 - 13 jtl) di berbagai belahan bumi lain.
1. 2. Pembentukan batu bara
Proses perubahan sisa-sisa tanaman menjadi gambut hingga batu bara disebut dengan istilah pembatu baraan (coalification). Secara ringkas ada 2 tahap proses yang terjadi, yakni:
·       Tahap Diagenetik atau Biokimia, dimulai pada saat material tanaman terdeposisi hingga lignit terbentuk. Agen utama yang berperan dalam proses perubahan ini adalah kadar air, tingkat oksidasi dan gangguan biologis yang dapat menyebabkan proses pembusukan (dekomposisi) dan kompaksi material organik serta membentuk gambut.
·       Tahap Malihan atau Geokimia, meliputi proses perubahan dari lignit menjadi bituminus dan akhirnya antrasit.

2.        Minyak dan Gas Bumi
Ada tiga faktor utama dalam pembentukan minyak dan/atau gas bumi, yaitu : Pertama, ada “bebatuan asal” (source rock) yang secara geologis memungkinkan terjadinya pembentukan minyak dan gas bumi.
Kedua, adanya perpindahan (migrasi) hidrokarbon dari bebatuan asal menuju ke “bebatuan reservoir” (reservoir rock), umumnya sandstone atau limestone yang berpori-pori (porous) dan ukurannya cukup untuk menampung hidrokarbon tersebut.
Ketiga, adanya jebakan (entrapment) geologis. Struktur geologis kulit bumi yang tidak teratur bentuknya, akibat pergerakan dari bumi sendiri (misalnya gempa bumi dan erupsi gunung api) dan erosi oleh air dan angin secara terus menerus, dapat menciptakan suatu “ruangan” bawah tanah yang menjadi jebakan hidrokarbon. Kalau jebakan ini dilingkupi oleh lapisan yang impermeable, maka hidrokarbon tadi akan diam di tempat dan tidak bisa bergerak kemana-mana lagi.
Temperatur bawah tanah, yang semakin dalam semakin tinggi, merupakan faktor penting lainnya dalam pembentukan hidrokarbon. Hidrokarbon jarang terbentuk pada temperatur kurang dari 65 oC dan umumnya terurai pada suhu di atas 260 oC. Hidrokarbon kebanyakan ditemukan pada suhu moderat, dari 107 ke 177 oC.

1. 1.  Umur Migas
Sekitar 30-juta tahun di pertengahan jaman Cretaceous, pada akhir jaman dinosaurus, lebih dari 50% dari cadangan minyak dunia yang sudah diketahui terbentuk. Cadangan lainnya bahkan diperkirakan lebih tua lagi. Dari sebuah fosil yang diketemukan bersamaan dengan minyak bumi dari jaman Cambrian, diperkirakan umurnya sekitar 544 sampai 505-juta tahun yang lalu.
Para geologis umumnya sependapat bahwa minyak bumi terbentuk selama jutaan tahun dari organisme, tumbuhan dan hewan, berukuran sangat kecil yang hidup di lautan purba. Begitu organisme laut ini mati, badannya terkubur di dasar lautan lalu tertimbun pasir dan lumpur, membentuk lapisan yang kaya zat organik yang akhirnya akan menjadi batuan endapan (sedimentary rock). Proses ini berulang terus, satu lapisan menutup lapisan sebelumnya. Lalu selama jutaan tahun berikutnya, lautan di bumi ada yang menyusut atau berpindah tempat.
Deposit yang membentuk batuan endapan umumnya tidak cukup mengandung oksigen untuk mendekomposisi material organik tadi secara komplit. Bakteri mengurai zat ini, molekul demi molekul, menjadi material yang kaya hidrogen dan karbon. Tekanan dan temperatur yang semakin tinggi dari lapisan bebatuan di atasnya kemudian mendistilasi sisa-sisa bahan organik, lalu pelan-pelan mengubahnya menjadi minyak bumi dan gas alam. Bebatuan yang mengandung minyak bumi tertua diketahui berumur lebih dari 600-juta tahun. Yang paling muda berumur sekitar 1-juta tahun. Secara umum bebatuan dimana diketemukan minyak berumur antara 10-juta dan 270-juta tahun.

1. 2.  Pembentukan Migas
Minyak bumi merupakan campuran rumit dari ratusan rantai hidrokarbon, yang umumnya tersusun atas 85% karbon (C) dan 15% hidrogen (H). Selain itu, juga terdapat bahan organik dalam jumlah kecil dan mengandung oksigen (O), sulfur (S) atau nitrogen (N).
Minyak bumi terbentuk dari organisme, tumbuhan, dan hewan, berukuran sangat kecil yang hidup di lautan purba. Begitu organisme ini mati, lalu terkubur di dasar laut dan kemudian tertimbun oleh pasir dan lumpur. Kemudian ia akan terbentuk lapisan yang kaya akan zat organik yang akhirnya akan menjadi batuan endapan. Proses ini berulang secara terus-menerus, sehingga satu lapisan akan menutup lapisan berikutnya. Dan ini berlangsung selama jutaan tahun. Selama jutaan tahun itu pula dimungkinkan lautan tersebut menyusut dan berpindah tempat karena adanya gerakan dari lempeng-lempeng bumi.
Endapan yang terbentuk ini umumnya miskin oksigen. Sehingga tidak dimungkinkan material organik dari organisme, tumbuhan, maupun hewan tersebut terdekomposisi secara sempurnya. Tetapi ada bakteri anaerob (tidak menggunakan oksigen dalam hidupnya) yang mengurai material ini, sedikit demi sedikit, molekul demi molekul, selama jutaan tahun menjadi material yang kaya akan hidrogen dan karbon. Seiring dengan terdekomposisinya material ini, muncul tekanan yang disebabkan oleh batuan yang mengendap di atasnya, sehingga temperatur dan tekanannya menjadi tinggi dan kemudian secara perlahan-lahan akan mengubah sisa-sisa bahan organik tersebut menjadi minyak dan gas bumi.
Minyak bumi yang dihasilkan ini kemudian akan bergerak ke lapisan batuan yang atas karena massa jenisnya yang rendah. Minyak bumi ini akan menuju batuan yang mempunyai pori-pori yang ukurannya cukup. Sehingga minyak akan terakumulasi di lapisan batuan tersebut. Lapisan batuan yang bisa mengandung minyak inilah yang disebut dengan reservoir minyak.
Batuan yang mengandung minyak bumi tertua yang diketahui berumur lebih dari 600 juta tahun. Sedangkan yang paling muda berumur sekitar 1-juta tahun. Bisa kita bayangkan berapa lama waktu pembentukan minyak bumi tersebut. Waktu pembentukan yang lama inilah yang menyebabkan minyak bumi termasuk sumber daya yang tidak dapat diperbarui. Sehingga sudah seharusnya lah kita menghemat penggunaan minyak bumi ini demi kelangsungan hidup manusia.

3.    Mineral
Mineral adalah produk dari suatu magama, dimana magma itu sendiri merupakan larutan silika panas ayng kaya akan elemen-elemen volatile, magma tersebut terbentuk jauh di bawah permukaan bumi melalui reasi panas dari massa padatan.
Selain dipengaruhi oleh komposisi dari suatu magma, endapan mineral itu pembentukannya dipengaruhi oleh gaya-gaya yang bekerja baik gaya endogen maupun gaya eksogen. Yang nantinya akan sangat berpengaruh terhadap struktur, bentuk, ukuran serta kondisi mineralnya. Disamping gaya-gaya yang bekerja ada media lain yang sangat berpengaruh, seperti : tekanan magma, gas, uap, padatan yang meleleh, atmosfer, organisme, dan batuan induk.
3.1  Pembentukan Endapan Mineral, dibagi 2 :
1.    Endapan mineral yang terbentuk bersamaan dengan terbentuknya batuan (syingenetik)
2.    Endapan mineral yang terbentuk setelah batuan yang mengandungnya terbentuk (epigenetik).

3.2  Pembentukan Endapan Mineral Diakibatkan karena adanya :
1.      Panas asal magma
2.      Metamofisme, tekanan dan temperatur.
3.      Pelapukan
4.      Pengendapan dari larutan permukaan.

Dampak Penambangan Terhadap Lingkungan
Pada zaman  sekarang ini kebutuhan akan sumber daya alam seperti batubara, migas dan mineral sangat besar sekali. Seperti kita ketahui bahwa sumber alam tersebut sangat berkaitan dengan suatu jaringan beruapa suatu ekosistem tersendiri. Terganggunya sumber alam akan menyebabkan terganggunya suatu ekosistem, karena kedua-duanya telah terikat dalam suatu ekosistem. Kerusakan alami secara wajar masih dapat memungkinkan kembali secara alami dalam kurun waktu tertentu. Namun apabila kerusakan itu bukan alami tetapi oleh manusia (proses penambangan) maka intensitas pengerusakan cukup kuat dan terus menerus, dimana suatu ketika alam tidak mampu lagi mengambalikan ekositem tersebut.
Pebambangan sumber alam hendaknya tidak menguras secara habis-habisan. Exploitasi suatu sumber alam harus dibatasi dalam variabel waktu sampai pada batas-batas tertentu untuk timbal-balik tidak mematikan sumber ini. Habisnya sumber alam yang terbatas dan tidak tergantikan akan menghambat dan menghentikan  eksistensi populasi.





KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat kita simpulkan bahwa :
1.    Ilmu Lingkungan merupakan salah satu ilmu yang mengintegrasikan berbagai ilmu yang mempelajari jasad hidup (termasuk manusia) dengan lingkungannya.
2.    Sumber daya alam yang jumlah dan ukurannya terbatas mempunyai nilai ekonomi yang sangat tinggi, sehingga pengambilan secara besar-besaranpun terjadi.
3.    Akibat dari pengambilan sumber daya alam secara besar-besaran yang tanpa mempertimbangkan lingkungan, bisa mengakibatkan terhambatnya bahkan mematiakan perkembangan populasi dari suatu ekosistem bahkan yang lebih besar lagi yaitu bioma.