Selasa, 05 Oktober 2010

Azas ke 6 : Sumber alam yang terdapat di planet bumi adalah terbatas jumlah dan ukurannya


PENDAHULUAN

1.  LATAR BELAKANG
Pengetahuan  manusia terus berkembang sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, untuk itu dibutuhkan penggalian ilmu secara terus menerus, sehingga diperlukan daya cipta, daya khayal, keinginan tahu manusia dan inisiatif.
Ilmu Lingkungan merupakan salah satu ilmu yang mengintegrasikan berbagai ilmu yang mempelajari jasad hidup (termasuk manusia) dengan lingkungannya, antara lain dari aspek sosial, ekonomi, kesehatan, pertanian, sehingga ilmu ini dapat dikatakan sebagai suatu poros, tempat berbagai asas dan konsep berbagai ilmu yang saling terkait satu sama lain untuk mengatasi masalah hubungan antara jasad hidup dengan lingkungannya.
Asas di dalam suatu ilmu pada dasarnya merupakan penyamarataan kesimpulan secara umum, yang kemudian digunakan sebagai landasan untuk menguraikan gejala (fenomena) dan situasi yang lebih spesifik. Asas dapat terjadi melalui suatu penggunaan dan  pengujian metodologi secara terus menerus dan matang, sehingga diakui kebenarannya oleh ilmuwan secara meluas. Tetapi ada pula asas yang hanya diakui oleh segolongan ilmuwan tertentu saja, karena asas ini hanya merupakan penyamarataan secara empiris saja dan hanya benar pada situasi dan kondisi yang lebih terbatas, sehingga terkadang asas ini menjadi bahan pertentangan. Namun demikian sebaliknya apabila suatu asas sudah diuji berkali-kali dan hasilnya terus dapat dipertahankan, maka asas ini dapat berubah statusnya menjadi hukum. Begitu pula apabila asas yang mentah dan masih berupa dugaan ilmiah seorang peneliti, biasa disebut hipotesis Hipotesis ini dapat menjadi asas apabila diuji secara terus menerus sehingga memperoleh kesimpulan adanya kebenaran yang dapat diterapkan secara umum. Untuk mendapatkan asas baru dengan cara pengujian hipotesis ini disebut cara induksi dan kebanyakan dipergunakan dalam bidang-bidang biologi, kimia dan fisika.  Disini  metode pengumpulan data melalui beberapa percobaaan yang relatif terbatas untuk membuat kesimpulan yang menyeluruh. Sebaliknya cara lain yaitu dengan cara deduksi dengan menggunakan kesimpulan umum untuk menerangkan kejadian yang spesifik. Asas baru juga dapat diperoleh dengan cara simulasi komputer dan penggunaan model matematika untuk mendapatkan semacam tiruan keadaan di alam  (mimik). Cara lain juga dapat diperoleh dengan metode perbandingan misalnya dengan membandingkan antara daerah yang satu dengan yang lainnya. Cara-cara untuk mendapatkan asas tersebut dapat dikombinasikan satu dengan yang lainnya.

2.  MAKSUD DAN TUJUAN
Adapun maksud dan tujuannya sebagai landasan yang kokoh dan kuat untuk mendapatkan hasil, teori dan model seperti pada ilmu lingkungan. Sehingga akan ada batasan-batasan terhadap prilaku yang dilakukan terhadap lingkungan itu sendiri.

3.  BATASAN MASALAH
Batasan masalah pada pembahasan ini menjelaskan tentang sumber-sumber alam yang tidak dapat diperbaharui (tidak konstan) meliputi sumber alam yang apabila di ambil secara terus menerus akan habis. Dan dampak yang ditimbulkan apabila apabila di ambil secara terus menerus terhadap ligkunagan.



PEMBAHASAN

Sumber alam yang terdapat di planet bumi adalah terbatas jumlah dan ukurannya.
Sejak zaman purba kala telah tersimpan energi dalam perut bumi selama berjuta-jita tahun melalui proses fotosentesis yang ikut melibatkan tumbuhan-tumbauhan purba itu, berbagai energi hasil fotosentesis tersebut tersimpan dalam perut bumi sebagai materi yang telah mati dan tetap terkosenvir dalam bentuk fosil tampa mengalami pembusukan. Fosil-fosil tersebut ternya kini dikenala dengan sebutan batubara dan minyak bumi. Dan ada juga material-material penyusun batuan yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan-bahan untuk kebutuhan hidup lainnya yang bnisa kita kenal dengan Mineral. Semua itu merupakan sumber alam yang sifatnya terbatas baik jumlah dan juga ukurannya atau Sumber daya yang sifatnya tidak konstan atau bisa di disebut juga sumber daya alam yang tidak dapat di perbaharui :

1.         Batubara
Batu bara atau batubara adalah salah satu bahan bakar fosil. Pengertian umumnya adalah batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan organik, utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui proses pembatubaraan. Unsur-unsur utamanya terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen.

1. 1. Umur batu bara
Pembentukan batu bara memerlukan kondisi-kondisi tertentu dan hanya terjadi pada era-era tertentu sepanjang sejarah geologi. Zaman Karbon, kira-kira 340 juta tahun yang lalu (jtl), adalah masa pembentukan batu bara yang paling produktif dimana hampir seluruh deposit batu bara (black coal) yang ekonomis di belahan bumi bagian utara terbentuk.
Pada Zaman Permian, kira-kira 270 jtl, juga terbentuk endapan-endapan batu bara yang ekonomis di belahan bumi bagian selatan, seperti Australia, dan berlangsung terus hingga ke Zaman Tersier (70 - 13 jtl) di berbagai belahan bumi lain.
1. 2. Pembentukan batu bara
Proses perubahan sisa-sisa tanaman menjadi gambut hingga batu bara disebut dengan istilah pembatu baraan (coalification). Secara ringkas ada 2 tahap proses yang terjadi, yakni:
·       Tahap Diagenetik atau Biokimia, dimulai pada saat material tanaman terdeposisi hingga lignit terbentuk. Agen utama yang berperan dalam proses perubahan ini adalah kadar air, tingkat oksidasi dan gangguan biologis yang dapat menyebabkan proses pembusukan (dekomposisi) dan kompaksi material organik serta membentuk gambut.
·       Tahap Malihan atau Geokimia, meliputi proses perubahan dari lignit menjadi bituminus dan akhirnya antrasit.

2.        Minyak dan Gas Bumi
Ada tiga faktor utama dalam pembentukan minyak dan/atau gas bumi, yaitu : Pertama, ada “bebatuan asal” (source rock) yang secara geologis memungkinkan terjadinya pembentukan minyak dan gas bumi.
Kedua, adanya perpindahan (migrasi) hidrokarbon dari bebatuan asal menuju ke “bebatuan reservoir” (reservoir rock), umumnya sandstone atau limestone yang berpori-pori (porous) dan ukurannya cukup untuk menampung hidrokarbon tersebut.
Ketiga, adanya jebakan (entrapment) geologis. Struktur geologis kulit bumi yang tidak teratur bentuknya, akibat pergerakan dari bumi sendiri (misalnya gempa bumi dan erupsi gunung api) dan erosi oleh air dan angin secara terus menerus, dapat menciptakan suatu “ruangan” bawah tanah yang menjadi jebakan hidrokarbon. Kalau jebakan ini dilingkupi oleh lapisan yang impermeable, maka hidrokarbon tadi akan diam di tempat dan tidak bisa bergerak kemana-mana lagi.
Temperatur bawah tanah, yang semakin dalam semakin tinggi, merupakan faktor penting lainnya dalam pembentukan hidrokarbon. Hidrokarbon jarang terbentuk pada temperatur kurang dari 65 oC dan umumnya terurai pada suhu di atas 260 oC. Hidrokarbon kebanyakan ditemukan pada suhu moderat, dari 107 ke 177 oC.

1. 1.  Umur Migas
Sekitar 30-juta tahun di pertengahan jaman Cretaceous, pada akhir jaman dinosaurus, lebih dari 50% dari cadangan minyak dunia yang sudah diketahui terbentuk. Cadangan lainnya bahkan diperkirakan lebih tua lagi. Dari sebuah fosil yang diketemukan bersamaan dengan minyak bumi dari jaman Cambrian, diperkirakan umurnya sekitar 544 sampai 505-juta tahun yang lalu.
Para geologis umumnya sependapat bahwa minyak bumi terbentuk selama jutaan tahun dari organisme, tumbuhan dan hewan, berukuran sangat kecil yang hidup di lautan purba. Begitu organisme laut ini mati, badannya terkubur di dasar lautan lalu tertimbun pasir dan lumpur, membentuk lapisan yang kaya zat organik yang akhirnya akan menjadi batuan endapan (sedimentary rock). Proses ini berulang terus, satu lapisan menutup lapisan sebelumnya. Lalu selama jutaan tahun berikutnya, lautan di bumi ada yang menyusut atau berpindah tempat.
Deposit yang membentuk batuan endapan umumnya tidak cukup mengandung oksigen untuk mendekomposisi material organik tadi secara komplit. Bakteri mengurai zat ini, molekul demi molekul, menjadi material yang kaya hidrogen dan karbon. Tekanan dan temperatur yang semakin tinggi dari lapisan bebatuan di atasnya kemudian mendistilasi sisa-sisa bahan organik, lalu pelan-pelan mengubahnya menjadi minyak bumi dan gas alam. Bebatuan yang mengandung minyak bumi tertua diketahui berumur lebih dari 600-juta tahun. Yang paling muda berumur sekitar 1-juta tahun. Secara umum bebatuan dimana diketemukan minyak berumur antara 10-juta dan 270-juta tahun.

1. 2.  Pembentukan Migas
Minyak bumi merupakan campuran rumit dari ratusan rantai hidrokarbon, yang umumnya tersusun atas 85% karbon (C) dan 15% hidrogen (H). Selain itu, juga terdapat bahan organik dalam jumlah kecil dan mengandung oksigen (O), sulfur (S) atau nitrogen (N).
Minyak bumi terbentuk dari organisme, tumbuhan, dan hewan, berukuran sangat kecil yang hidup di lautan purba. Begitu organisme ini mati, lalu terkubur di dasar laut dan kemudian tertimbun oleh pasir dan lumpur. Kemudian ia akan terbentuk lapisan yang kaya akan zat organik yang akhirnya akan menjadi batuan endapan. Proses ini berulang secara terus-menerus, sehingga satu lapisan akan menutup lapisan berikutnya. Dan ini berlangsung selama jutaan tahun. Selama jutaan tahun itu pula dimungkinkan lautan tersebut menyusut dan berpindah tempat karena adanya gerakan dari lempeng-lempeng bumi.
Endapan yang terbentuk ini umumnya miskin oksigen. Sehingga tidak dimungkinkan material organik dari organisme, tumbuhan, maupun hewan tersebut terdekomposisi secara sempurnya. Tetapi ada bakteri anaerob (tidak menggunakan oksigen dalam hidupnya) yang mengurai material ini, sedikit demi sedikit, molekul demi molekul, selama jutaan tahun menjadi material yang kaya akan hidrogen dan karbon. Seiring dengan terdekomposisinya material ini, muncul tekanan yang disebabkan oleh batuan yang mengendap di atasnya, sehingga temperatur dan tekanannya menjadi tinggi dan kemudian secara perlahan-lahan akan mengubah sisa-sisa bahan organik tersebut menjadi minyak dan gas bumi.
Minyak bumi yang dihasilkan ini kemudian akan bergerak ke lapisan batuan yang atas karena massa jenisnya yang rendah. Minyak bumi ini akan menuju batuan yang mempunyai pori-pori yang ukurannya cukup. Sehingga minyak akan terakumulasi di lapisan batuan tersebut. Lapisan batuan yang bisa mengandung minyak inilah yang disebut dengan reservoir minyak.
Batuan yang mengandung minyak bumi tertua yang diketahui berumur lebih dari 600 juta tahun. Sedangkan yang paling muda berumur sekitar 1-juta tahun. Bisa kita bayangkan berapa lama waktu pembentukan minyak bumi tersebut. Waktu pembentukan yang lama inilah yang menyebabkan minyak bumi termasuk sumber daya yang tidak dapat diperbarui. Sehingga sudah seharusnya lah kita menghemat penggunaan minyak bumi ini demi kelangsungan hidup manusia.

3.    Mineral
Mineral adalah produk dari suatu magama, dimana magma itu sendiri merupakan larutan silika panas ayng kaya akan elemen-elemen volatile, magma tersebut terbentuk jauh di bawah permukaan bumi melalui reasi panas dari massa padatan.
Selain dipengaruhi oleh komposisi dari suatu magma, endapan mineral itu pembentukannya dipengaruhi oleh gaya-gaya yang bekerja baik gaya endogen maupun gaya eksogen. Yang nantinya akan sangat berpengaruh terhadap struktur, bentuk, ukuran serta kondisi mineralnya. Disamping gaya-gaya yang bekerja ada media lain yang sangat berpengaruh, seperti : tekanan magma, gas, uap, padatan yang meleleh, atmosfer, organisme, dan batuan induk.
3.1  Pembentukan Endapan Mineral, dibagi 2 :
1.    Endapan mineral yang terbentuk bersamaan dengan terbentuknya batuan (syingenetik)
2.    Endapan mineral yang terbentuk setelah batuan yang mengandungnya terbentuk (epigenetik).

3.2  Pembentukan Endapan Mineral Diakibatkan karena adanya :
1.      Panas asal magma
2.      Metamofisme, tekanan dan temperatur.
3.      Pelapukan
4.      Pengendapan dari larutan permukaan.

Dampak Penambangan Terhadap Lingkungan
Pada zaman  sekarang ini kebutuhan akan sumber daya alam seperti batubara, migas dan mineral sangat besar sekali. Seperti kita ketahui bahwa sumber alam tersebut sangat berkaitan dengan suatu jaringan beruapa suatu ekosistem tersendiri. Terganggunya sumber alam akan menyebabkan terganggunya suatu ekosistem, karena kedua-duanya telah terikat dalam suatu ekosistem. Kerusakan alami secara wajar masih dapat memungkinkan kembali secara alami dalam kurun waktu tertentu. Namun apabila kerusakan itu bukan alami tetapi oleh manusia (proses penambangan) maka intensitas pengerusakan cukup kuat dan terus menerus, dimana suatu ketika alam tidak mampu lagi mengambalikan ekositem tersebut.
Pebambangan sumber alam hendaknya tidak menguras secara habis-habisan. Exploitasi suatu sumber alam harus dibatasi dalam variabel waktu sampai pada batas-batas tertentu untuk timbal-balik tidak mematikan sumber ini. Habisnya sumber alam yang terbatas dan tidak tergantikan akan menghambat dan menghentikan  eksistensi populasi.





KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat kita simpulkan bahwa :
1.    Ilmu Lingkungan merupakan salah satu ilmu yang mengintegrasikan berbagai ilmu yang mempelajari jasad hidup (termasuk manusia) dengan lingkungannya.
2.    Sumber daya alam yang jumlah dan ukurannya terbatas mempunyai nilai ekonomi yang sangat tinggi, sehingga pengambilan secara besar-besaranpun terjadi.
3.    Akibat dari pengambilan sumber daya alam secara besar-besaran yang tanpa mempertimbangkan lingkungan, bisa mengakibatkan terhambatnya bahkan mematiakan perkembangan populasi dari suatu ekosistem bahkan yang lebih besar lagi yaitu bioma.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar