Selasa, 05 Oktober 2010

Sistem Klasifikasi Tanah Berdasarkan AASHTO

Sistem klasifikasi AASHTO berguna untuk menentukan kualitas tanah guna pekerjaan jalan yaitu lapis dasar (subbase) dan tanah dasar(subgrade). Karena sistem ini ditujukan untuk pekerjaan jalan tersebut,maka penggunaan sistem ini dalam prakteknya harus dipertimbangkan terhadap maksud aslinya.
Sistem ini membagi tanah ke dalam 7 kelompok utama yaitu A-1 Sampai dengan A-7. Tanah yang terklasifikasikan dalam kelompok A-1, A-2, dan A-3 merupakan tanah granuler yang memiliki partikel yang lolos saringan No. 200 kurang dari 35%. Tanah yang lolos saringan No. 200 lebih dari 35% diklasifikasikan dalam kelompok A-4, A-5, A-6, dan A-7.
Tanah-tanah dalam kelompok ini biasanya merupakan jenis tanah lanau dan lempung. Sistem klasifikasi menurut AASHTO disajikan dalam Tabel 3.5 yang mana didasarkan pada kriteria sebagai berikut ini :
1. Ukuran partikel
a. Kerikil : fraksi yang lolos saringan ukuran 75 mm (3 in) dan tertahan pada saringan No. 10.
b. Pasir : fraksi yang lolos saringan No. 10 (2 mm) dan tertahan pada saringan No. 200 (0,075 mm).
c. Lanau dan lempung : fraksi yang lolos saringan No. 200.
2. Plastisitas : tanah berbutir halus digolongkan lanau bila memiliki indek plastisitas, PI ≤10, dan dikategorikan sebagai lempung bila mempunyai indek plastisitas, PI ≥11. Gambar 3.24 memberikan grafik plastisitas untuk klasifikasi tanah kelompok A-2, A-4, A-5, A-6, dan A-7.


Kualitas tanah sebagai bahan tanah dasar jalan raya, dalam AASHTO, dinyatakan dengan Indek Kelompok (group index, GI) yang ditulis didalam tanda kurung setelah kelompok atau sub-kelompok tanah. Indek kelompok ini diberikan dalam persamaan :

GI =(F200 – 35)(0,2 + 0,005) (LL – 40))0,01(F200 – 15)(PI – 10)
(3.20)

Dimana,F200 adalah persentase lolos saringan No. 200, LL dan PI adalah batas cair dan indek plastisitas. Suku pertama dalam persamaan (20), (F200 - 35)[0,2 + 0,005(LL - 40)] − + − merupakan bagian indek kelompok yang ditentukan dari batas cair. Sedangkan, suku keduanya yaitu 0,01(F200 - 15)(PI -10) adalah bagian dari indek kelompok yang ditentukan dari indek plastisitas. Berikut ini diberikan aturan untuk menentukan indek kelompok dari persamaan (3.20).
1. Jika persamaan (3.20) menghasilkan nilai GI negatif, maka ditetapkan sebagai 0.
2. Indek kelompok yang dihitung dari persamaan (20) dibulatkan ke nilai terdekat, misalnya : GI = 3,4 dibulatkan menjadi 3, GI = 3,5 dibulatkan menjadi 4.
3. Tidak terdapat batas atas untuk indek kelompok.
4. Indek kelompok tanah yang mengikuti kelompok A-1-a, A-1-b, A-2-4, A-2-5, dan A-3 adalah selalu 0.
5. Untuk tanah kelompok A-2-6 dan A-2-7, indek kelompok dihitung dari suku kedua persamaan (20), yaitu :
GI =0,01(F200 - 15)(PI - 10)

KLASIFIKASI TANAH BERDASARKAN AASHTO 1993

AASHTO sistem mengklasifikasikan tanah menjadi 7 bagian besar, yaitu :
1.        A-1 (A-1-a ; A-1-b), kelompok ini termasuk granular.
2.        A-2 (A-2-4 ; A-2-5 ; A-2-6 ; A-2-7), A-3, termasuk kelompok gravel dan sand.
3.        A-4, A-5 (fine), A-6((silt dan clay), A-7.
1. Metoda AASHTO’93
Salah satu metoda perencanaan untuk tebal perkerasan jalan yang sering digunakan adalah metoda AASHTO’93. Metoda ini sudah dipakai secara umum di seluruh dunia untuk perencanaan serta di adopsi sebagai standar perencanaan di berbagai negara. Metoda AASHTO’93 ini pada dasarnya adalah metoda perencanaan yang didasarkan pada metoda empiris. Parameter yang dibutuhkan pada perencanaan menggunakan metoda AASHTO’93 ini antara lain adalah :
a. Structural Number (SN)
b. Lalu lintas
c. Reliability
d. Faktor lingkungan
e. Serviceablity
1.1 Structural Number
Structural Number (SN) merupakan fungsi dari ketebalan lapisan, koefisien relatif lapisan (layer coefficients), dan koefisien drainase (drainage coefficients). Persamaan untuk Structural Number adalah sebagai berikut :
SN = a1D1 + a2D2m2 + a3D3m3 …………………………………..(Pers.1)
Dimana :
SN = nilai Structural Number.
a1, a2, a3 = koefisien relatif masing‐masing lapisan.
D1, D2, D3 = tebal masing‐masing lapisan perkerasan.
m1, m2, m3 = koefisien drainase masing‐masing lapisan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar